Cermin Falsafah Hidup Orang Lampung dalam Tradisi Perkawinan Adat
DOI:
https://doi.org/10.61722/jmia.v2i6.7024Keywords:
pernikahan adat Lampung, Pepadun, Saibatin, Piil Pesenggiri, nilai budayaAbstract
Artikel ini mengulas keunikan prosesi pernikahan adat Lampung dari awal hingga akhir dengan menyoroti nilai-nilai filosofis, sosial, dan religius yang terkandung di dalamnya. Tradisi pernikahan adat Lampung terbagi menjadi dua sistem utama, yaitu Pepadun dan Saibatin, yang masing-masing memiliki tahapan dan makna simbolik tersendiri. Melalui kajian pustaka dari berbagai sumber ilmiah, tulisan ini menjelaskan tahapan prosesi mulai dari nindai (peninjauan calon), mupakat (musyawarah), begawi adat (upacara puncak), hingga penutupan yang sarat dengan nilai kebersamaan dan spiritualitas. Ditemukan bahwa prosesi pernikahan adat Lampung mencerminkan prinsip Piil Pesenggiri, Sakai Sambayan, serta integrasi antara adat dan ajaran Islam. Di tengah arus globalisasi, pelestarian nilai-nilai ini menjadi penting untuk menjaga identitas budaya dan memperkuat karakter masyarakat Lampung.
References
Al Erza, R. Z., Pahrudin, A., & Anwar, C. (2024). Pernikahan adat Pepadun perspektif pendidikan Islam. Kamaya: Jurnal Ilmu Agama, 7(1), 85–91.
Apriani, S., & Nurhayati, R. (2023). Makna sosial dalam prosesi pernikahan adat Lampung. Jurnal Antropologi Indonesia, 42(3), 250–261.
Bangsawan, R. (2017). Implementasi Sakai Sambayan dalam Pembentukan Akhlak Masyarakat di Tiyuh Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat (Disertasi Doktor, UIN Raden Intan Lampung).
Hasan, Z. (2025). Hukum Adat. Bandar Lampung: Universitas Bandar Lampung (UBL) Press.
Hasan, Z., Pradhana, R. F., Andika, A. P., & Al Jabbar, M. R. D. (2024). Pengaruh globalisasi terhadap eksistensi identitas budaya lokal dan Pancasila. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 2(1), 70–80.
Hasan, Z., Wijaya, B. S., Yansah, A., Setiawan, R., & Yuda, A. D. (2024). Strategi dan tantangan pendidikan dalam membangun integritas anti korupsi dan pembentukan karakter generasi penerus bangsa. Perkara: Jurnal Ilmu Hukum dan Politik, 2(2), 240–250.
Hidayat, M. (2022). Simbolisme dalam upacara Cangget pada adat Saibatin. Jurnal Kebudayaan dan Tradisi Nusantara, 9(1), 65–72.
Isnaeni, A., & Hakiki, K. M. (2016). Simbol Islam dan adat dalam pernikahan adat Lampung Pepadun. Kalam, 10(1), 193–206.
Martiara, R. (2012). Nilai dan norma budaya Lampung: Dalam sudut pandang strukturalisme. Yogyakarta: Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia.
Palyanti, M., Sari, D. K., Saputra, M. T. A., & Musriani, A. (2024). Menerapkan Makna Sakai
Sambayan sebagai Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Lampung dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia: Perspektif Pendidikan Islam. Bulletin of Community Engagement, 4(2), 218– 227.
Saputra, N. A. (2025). Peranan Tokoh Adat Sebagai Mediator terhadap Pernikahan Adat Lampung dalam Perspektif Hukum Keluarga Islam. Syakhshiyyah: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 5(1), 117–137.
Saputra, R. B. (2024). Perkawinan adat Saibatin dalam perspektif hukum positif Indonesia [Disertasi Doktor, Universitas Muhammadiyah Metro].
Sari, L., & Ramadhani, I. M. (2020). Integrasi nilai Islam dan adat dalam upacara pernikahan masyarakat Lampung. Jurnal Studi Agama dan Budaya, 4(2), 140–150.
Sumanto, D. (2018). Hukum adat di Indonesia perspektif sosiologi dan antropologi hukum Islam.
JURIS (Jurnal Ilmiah Syariah), 17(2), 181–190.
Wulandari, N., & Effendi, A. (2021). Piil Pesenggiri sebagai falsafah hidup masyarakat Lampung.
Jurnal Filsafat Nusantara, 5(2), 115–125.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 JURNAL MULTIDISIPLIN ILMU AKADEMIK

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.









