Matatou sebagai Media Ekspresi Seni dan Identitas Budaya

Authors

  • Kamal Aminullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Indri Dwi Lestari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Syahnia Dwi Arianti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Faqihah Putri Hasan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Shifa Fauziah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Syahirul Bahar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Farkhan Abdurochim Alfarauq UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.61722/jmia.v2i6.7311

Keywords:

Matatou, budaya Muna, alat musik tradisional, fungsi sosial.

Abstract

Penelitian ini membahas Matatou sebagai salah satu warisan budaya masyarakat Muna yang memiliki nilai filosofis, fungsi sosial, serta peran penting dalam kehidupan masyarakat masa kini. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif interpretatif, penelitian ini menggali makna Matatou melalui observasi langsung dan wawancara mendalam di Rumah Adat Sulawesi Tenggar, Taman Mini Indonesia Indah, serta ditunjang oleh studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Matatou bersama variasi penyebutan Latatou di wilayah Buton merupakan alat musik tradisional berbahan kayu yang diwariskan secara turun-temurun dan memiliki fungsi sebagai media ekspresi, sarana komunikasi, hingga penenangan jiwa dalam aktivitas keseharian masyarakat Muna. Selain itu, Matatou memiliki peran simbolis yang kuat, tidak hanya sebagai instrumen kesenian, tetapi juga sebagai identitas budaya yang mencerminkan hubungan masyarakat Muna dengan alam dan sejarah leluhur mereka. Keberadaannya yang mulai terpinggirkan oleh perkembangan zaman menunjukkan perlunya upaya pelestarian agar nilai-nilai filosofis, estetis, dan sosial yang terkandung di dalamnya tetap hidup dan diteruskan kepada generasi berikutnya. Penelitian ini menegaskan bahwa Matatou bukan sekedar alat musik, melainkan artefak budaya yang mempresentasikan kedalaman tradisi, sistem pengetahuan, dan praktik sosial masyarakat Muna.

References

Ahmad, A., & Sahran, O. (2024). Eksistensi alat musik tradisional Matatou pada masyarakat Muna di Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna Barat. Maharsi: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi, 6(3), 9–18. https://doi.org/10.33503/maharsi.v6i3.35

Alat musik LATATOU etnis Cia-Cia. (2012, Desember). Dunia Gero. https://duniagero.blogspot.com/2012/12/alat-musik-latatou-etnis-cia-cia.html?m=1

Ediwar, Minawati, R., Yulika, F., & Hanefi. (2019). Kajian organologi pembuatan alat musik tradisi saluang darek berbasis teknologi tradisional. Panggung: Jurnal Seni dan Budaya, 29(2), 117–130. Institut Seni Indonesia Padangpanjang. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/905

Hovland, C. I., Janis, I. L., & Kelley, H. H. (2024). Communication and persuasion. Springer. https://doi.org/10.1007/978-3-658-45292-6_33

https://elibrary.bsi.ac.id/readbook/221229/pengantar-ilmu-antropologi

Kapoyos, R. J., Suharto, S., & Syakir, S. (2022). Bia music: Traditional music heritage and preserving tradition across generations. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 22(2), 298–310. https://doi.org/10.15294/harmonia.v22i2.37619

Karsono, M., Alim, A., & Zainal, Z. (2022). Komodifikasi alat musik Latatou (pukulan bunyi) di Kelurahan Kombeli, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton. Kabanti, 5(1), . https://doi.org/10.33772/kabanti.v5i1.1096

Koentjaraningrat. (1990). Antropologi budaya. Pustaka Timur.

La Ode, A. (2020). Kearifan Lokal Masyarakat Sulawesi Tenggara dalam Perspektif Budaya. Kendari: Penerbit Mandala Budaya.

Nganung, M., Tejawati, N. L. P., & Purawati, N. K. (2022). Eksistensi gong sebagai alat komunikasi di Desa Bangka Kuleng Kecamatan Lamba Leda Selatan Kabupaten Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur. Nirwasita, 3(2) . https://doi.org/10.59672/nirwasita.v3i2.2209

Nizar, A. (2024, September 29). Melihat generasi pelestari musik LATATOU Desa Bantea. Teramedia.id. https://teramedia.id/melihat-generasi-pelestari-musik-latatou-desa-bantea/

Rahman, S. (2019). Tradisi dan identitas budaya lokal: Studi etnografi di Sulawesi Tenggara. Jurnal Antropologi Nusantara, 7(2), 112–124.

Raodah, R. (2019). Eksistensi Dan Dinamika Pertunjukan Musik Tradisional Mandar Di Kabupaten Polman Sulawesi Barat Di Kabupaten Polman Sulawesi Barat. Walasuji: Jurnal Sejarah Dan Budaya, 10(2), 269–285. https://doi.org/10.36869/wjsb.v10i2.8

Sedyawati, E. (2014). Kebudayaan di Nusantara: Dari keris, tor-tor, sampai industri budaya (1st ed.). Lontar UI Repository. https://lontar.ui.ac.id/detail?id=20400153

Siadi, L. O. A. G. (2013). Fungsi Latatou pada masyarakat etnik Cia-Cia di Kelurahan Gonda Baru, Kecamatan Sorawolio, Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara [Skripsi, Universitas Negeri Makassar]. UNM Institutional Repository. http://eprints.unm.ac.id/5480

Sosrowijaya, K. M. (2023). Transmission of local and traditional music in Indonesian popular music (Case studies of Indonesian music groups). Harmonia: Journal of Music and Arts, 1(1), 55–66. https://journal.idscipub.com/harmonia/article/view/165

Sudirman, M., & Hasan, L. (2021). Pelestarian budaya lokal di era globalisasi: Tantangan dan peluang. Jurnal Kebudayaan dan Pendidikan, 5(1), 45–56.

Yunus, R. (2018). Globalisasi dan perubahan sosial budaya di Indonesia Timur. Makassar: Pustaka Celebes.

Downloads

Published

2025-12-04

Issue

Section

Articles